Baiklah, tidak penting apakah
penulis ini terkena hiportemia atau tak. Karena kuberitahu satu hal, itu amat
tidak guna. Yang terpenting adalah, penulis ini masih bisa menulis — walaupun
dengan tema konyol macam ini. “Thank’s to
Hiportemia”, ala orang 9gag.
Berani taruhan? Kalian mungkin
bingung “bagaimana” hiportemia melanda di Negara — yang kata pemain bola luar —
lengket. Baiklah saya tegaskan sekali lagi, ini artikel Hiportemia versi
penulis. Dan isinya mungkin agak menyimpang dengan kenyataan ilmiahnya. Satu peringatan
untuk anda, “Jika tidak ingin otak anda teracuni dengan tulisan saya”, jangan scroll down.
****
“Apa
yang anda pikirkan tentang udara?”
“Udara itu vital”, saya menjawab.
Sebagai orang yang lahir dan
dibesarkan di lingkungan — yang kata pemain bola luar (lagi) — lengket, suhu
hangat menjadi bagian dari hidup warga Indonesia. Tidak adanya musim dingin
merupakan anugerah tersendiri. Coba anda bayangkan musim dingin melanda Negeri
ini, suhu mendekati nol, salju turun, sungai-sungai membeku. Gimana jadinya
nasib sungai Ciliwung? Keseharian warga sana ibarat makan buah simalakamah, “ngelakuin, gak ngelakuin, ya tetap gitu!”
mulai dari mandi, cuci baju, bersihin makanan, sampe buang hasil sisa makanan
disana. Kalau ciliwung membeku? Ah tentu itu semua terlihat gamblang di atas — if you know what I mean.
Lupakan soal ciliwung dan segala
kerumitannya, kita kembali ke suhu dingin. Tentunya kesulitan tersendiri bagi
orang yang dibesarkan di suhu hangat, lalu tiba-tiba tinggal — diharuskan
tinggal, tepatnya— di tempat anda bisa tidak mandi 3 hari. Suhu 18 celcius saja,
orang sini sudah sambatnya bukan main kedinginan. Beda lagi orang barat, suhu
segitu dibilang hangat. Ya, pada dasarnya kita memang beda. Sejauh ini, suhu
ekstrim yang penulis rasakan hanya sampai 15 derajat di malam hari, disaat
musim kemarau. Entahlah, mungkinkah sampai 10 derajat di musim penghujan esok?
Penulis takut berandai.
Kenyataan konyol yang kau dapat
adalah saat suhu dingin, kau ingin makan es krim. Entahlah anak ini sungguh
greget. Apakah makan es balok kurang greget? Atau sama gregetnya saat kau pesan
es teh manis, namun dihidangkan pelayan dengan es teh hambar? Simpan jawaban
anda.
Papa
aku ingin es krim
Rasa
apaun itu tak apa
Es
Krim untuk luapan pikiranku
Apa
yang sedang ku pikikan?
Aku
dingin dalam hati hampa
Ditulis
oleh Arlinda Silva Prameswari
3.39
P.M (+8 GMT) 9/1/14
Saat
dingin meracun tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar